Kamis, 28 April 2011

-Abdullah Yusuf Ali's-

Jayalah Allah yang Maha Tinggi,yang penuh Rahmat dan Ampunan
Ia menciptakan segalanya ,termasuk Manusia
Ia berikan tempat istimewa bagi Manusia dalam ciptaan-Nya
Ia muliakan manusia sebagai Wakil-Nya
Dan untuk maksud itu, dilengkapi-Nya manusia dengan pengertian,
Dimurnikan-Nya kasih sayang-Nya, dan diberi-Nya pandangan rohani;
Agar manusia memahami Alam,
Memahami dirinya sendiri;
Dan mengetahui Allah lewat Isyarat-isyarat-Nya yang mengagumkan
Dan mengagungkan-Nya dalam Kebenaran,Kekaguman, dan kesatuan yang tunggal

Agar kepercayaan agung ini terlaksana
Manusia selanjutnya dianugrahi Kehendak,
Sehingga tindakannya mencerminkan Kehendak dan Hukum Allah yang bersifat semesta,
Dan pikirannya,yang bebas memilih
Agar menghayati kegembiraan syahdu,
Karena serasi dengan Yang Tak Terbatas,
Dan dengan lelakon agung dunia yang mengitarinya
Dan dengan perkembangan rohaninya sendiri.

Tetapi, meski manusia tercipta dalam cetakan yang tiada tara
Ia langsung jatuh dari Yang Tunggal ketika kehendaknya Lancung,
Dan ia memilih jalan sesat Ketakserasian
Duka dan kepedihan, kepentingan pribadi dan kemerosotan,
Kebodohan dan kebencian, putus asa dan ketidakpercayaan
Meracun hidupnya, dan dilihatnya ujud-ujud kebatilan
Di dunia badani, nilai, dan rohani
Dan dalam dirinya sendiri

Kemudian jiwanya bangkit menentang dirinya sendiri
Dan ketakserasian diri menciptakan selisih antara anak saudara:
Manusia mulai takut terhadap si kuat dan menjajah si lemah,
Menjadi sombong jikalau kaya, dan suka mengumpat kalau lagi sengsara,
Dan saling menghindarkan diri, memburu bayangan kosong,
Sebab kebenaran dan kenyataan Yang Tunggal
telah lenyap dari pikiran mereka.

Ketika manusia menyebar dimuka bumi,
Dan menjadi berbagai bangsa
Berbicara dalam berbagai bahasa
Dan memperhatikan adat dan hukum yang berbeda-beda
Kebatilan pun berlipat-ganda
Ketika suatu ras atau bangsa
Terpisah dari yang lain.
Persaudaraan Manusia kini makin jauh terlupa,--
Pertama,antarpribadi, dan kedua, antar bangsa.
Ketinggihatian, rasa untung sendiri, dan selingkuh
Ditebarkan dan dipanen di ladang-ladang yang lebih luas;
Dan Kedamaian, Iman, Kasih, dan Keadilan
Menjadi kabur ditengah khalayak ramai,
Ketika daerah-daerah luas kelaparan
Mendambakan sinar matahari yang tertutup awan dilangit tinggi.

Namun Allah , dalam ampunan dan kasih-Nya yang tak ada habisnya
Yang mengampuni dan membimbing pribadi-pribadi dan bangsa-bangsa
Dan mengubah segala yang kita anggap buruk menjadi baik,
Tak pernah meniggalkan jiwa-jiwa bergolak yang menghadap pada-Nya
Juga kelompok-kelompok lelaki dan wanita
Yang bersatu bersama menuruti Kehendak dan Hukum-Nya
Dan saling memperkuat dalam kesatuan dan kebenaran,
Juga Bangsa-bangsa yang tinggal
Digunung dan lembah, daerah panas dan dingin,
Ditanah subur dan kerontang,
Di masyarakat yang mengembara didarat atau laut,
Atau berburu, atau berternak, atau berladang,
Atau mengolah laut mencari makan atau minyak atau mutiara,
Atau mengeduk dari perut bumi
Batu mulia atau metal atau panas bumi dan enersi
Atau berolah seni dan kerajinan, atau menghasilkan kekayaan berlimpah limpah

Dengan mesin atau ketrampilan istimewa
Atau menjalani hidup hemat dalam perenungan:
Sebab semua adalah anak anak Tuhan yang Satu,
Dan berbagi kasih sayang-Nya
Dan harus diarahkan ke lingkungan
Kesatuan dan keserasian-Nya yang abadi.

Demikianlah cahaya keesaan abadi ini
Telah bersinar disegala zaman dan diantara segala bangsa,
melalui Rasul pilihan, yang datang
sebagai manusia untuk hidup diantara manusia,
berbagai kegembiraan dan duka cita di antara mereka,
Menderita bagi mereka dan bersama mereka,--
Ya,untuk menjalani penderitaan lebih daripada yang menimpa
kebanyakan manusia biasa,--
sehingga tugas dan hidup mereka
Bisa melaksanakan maksud Yang Maha Tinggi,--
Untuk membimbing manusia ke tujuan yang paling mulia.

Tak putus putusnya cahaya abadi Keesaan ini,
Cahaya rohani kehendak Allah sendiri ini,
Bersinar dengan kecemerlangan tak berkedip sejak dahulu hingga kini.
nama nama para Utusan telah terukir
Dalam catatan bangsa-bangsa dan bahasa-bahasa
Dan bermacam-macamlah bentuk penyampaian pesan mereka,
Sesuai dengan kebutuhan waktu dan pengertian umatnya;
dan berbagai-bagailah kehidupan para Utusan itu;
Dan berbagai-bagai pula tanggapan umatnya;
Namun mereka semua bersaksi akan Satu Kebenaran:
Tentang Keesaan Allah, kekuasaan, pengampunan dan Kasih-Nya.

Karena catatan manusia tidak sempurna,
Dan goyah pula daya ingatnya,
Nama kebanyakan utusan ini
Dikenal disuatu tempat dan tak dikenal ditempat lain
Atau dikenali dikalangan umat tertentu dan asing dikalangan umat yang lain;
Dan beberapa diantara nama-nama itu mungkin sudah lenyap sama sekali;
Namun pesan mereka tetap satu dan tak terbagi,
Meskipun mungkin sudah dilupakan,
Atau ternoda oleh kebodohan, kesalahan, takhayul, atau kepandiran;
atau salah mengertidalam cahaya yang menyilaukan
Yang terpancardari waktu atau Keadaan yang bengkok.

Meluaslah iman di pelbagai daerah
Di asia Barat, Afrika Utara, dan Eropa,
Dan banyak sudah kebijaksanaan dari dahulu kala,
Yang dipelihara, diubah, diperbaharui, atau dicampur;
Dan banyak arus kebijaksanaan baru mengalir dari tanur
Pikiran pikiran mulia,--nabi, penyair, pendeta
Filsir, dan pelaksana yang suka berpikir;
Dan banyak jugalah sengketa, dan sering pula
Orang-orang mulia berusaha mencapai Keesaan,
Dan besar pula pengaruh yang tak kentara
Tukar menukar dengan dunia-dunia lain
Di Asia Timur dan yang lebih kesana,--
Ya, dan mungkin dengan Pulau-pulau yang tersebar
Di pasifif dan dunia di antara
Atlantik dan Pasifik.

Akhirnya sampai waktu ketika Suara Kesatuan
Harus angkat bicara dan mencanangkan kepada Rakyat semua,
Tanpa bantuan pendeta atau keahlian berkhotbah,
tanpa keajaiban, kecuali keajaiban yang terjadi
Senantiasa dalam dunia rohani
Tanpa rahasia, kecuali rahasia
Yang membuka diri dalam pertumbuhan
Pengalaman batin manusia dan pandangannya terhadap Tuhan,--
Untuk menyatakan dengan suara mantap
Keesaan Allah,Persaudaraan Manusia,
Dan Rahman serta Ampunan, Kemurahan dan Kasih,
Melimpah tanpa batas untuk selama-lamanya.

Dan cahaya penyembuh yang agung ini bersinar
Di antara umat yang terjerumus kedalam kebodohan,
Berani dan bebas, namun tanpa kepaduan atau kesatuan,
Sederhana dan kasar, namun dengan keakraban dengan Alam,
Sudah biasa terhadap kesulitan iman dan bersitahannya terhadap manusia
namum memimpikan kenikmatan taman dan ladang penuh buahan,
Kejam, namun dengan kesamarataan,
Dan mempergunakan suatu bahasa, lentuk-indah
Dan mampu menanggapi,dengan ringkas dan tangkas,
Pikiran-pikiran rumit yang terkandung dalam manusia.

Siapa gerangan yang sesuai sebagai wahana cahaya ini?
Bukan orang orang yang mabuk kata dan rahasia,
Orang-orang yang telah dibengkokkan politik atau telah ditundukan tirani,
Orang-orang yang tata caranya telah menjelma kebatilan,
Yang memandang Alam hanya lewat buku atau kecerdasan buatan,
Atau dalam susasana yang menumbuhkan kesantaian, kemalasan, dan kemewahan,
Yang bicara mengenai kasih dan keadilan, namum melaksanakan kepentingan sendiri saja:
Jenis kelamin, dan keadaan;
Dan telah mengubah bahasanya, yang dulu pernah indah,
Menjadi ungkapan-ungkapan melambung yang kosong dan kehampaan yang tak bermakna.

Sebab kejayaan Yunani kuno, dan kebebasan serta kebijaksanaannya telah tiada;
Sistem hukum,organisasi, dan kewargaduniaan yang agung di roma dahulu Telah terbenam ke lumpur formalisme eklesiastika
Dan dogmatisme, dan kesombongan istimewa;
Api hidup Rasul Parsi tinggal berkedip
Di kalangan hamba-hamba kemewahan;
Di india, kasta dan kerajaan yang tak terbilang jumlahnya
mengalangi kesatuan ajaran Buddha
Luka-luka Cina belum juga disembuhkan oleh kebudayaan T'ang;
Dan Jepang masih menjadi pengikut Cina.

Ketika itulah, dikota suci Tanah Arab yang menyembah berhala,
Memancar cahaya yang meluas ke seluruh penjuru.
Ia diletakkan ditengah batas-batas daerah
Yang merupakan pemukiman manusia di Asia,Eropa, dan Afrika,
Ia menjadikan Bangsa Arab memegang pimpinan dalam kebudayaan dan ilmu pengetahuan,
Dalam kegiatan usaha, hukum, dan kesenian,
Dengan semangat untuk menundukan Alam dan seluruh rahasianya.

Lihatlah!Telah lahir ke dunia pemikiran
Rasul yang ummi, anak yang tampan,
keturunan kaum terhormat, namun lebih terhormat lagi
dalam adat dan kebijaksanaan kasih manusia
dan pengertian manusia; di anugrahi kunci
Yang baginya membukakan istana kenikmatan
Alam; ditakdirkan untuk menerima--
Untuk menerima dan mengkhotbahkan dalam kata-kata yang berkobar
Kebenaran rohani dan sabda Yang Maha Tinggi.

Para utusan lain sebelum dia telah lahir
Dalam kegelapan, diluar jangkauan
Sejarah; yang lain lagi menerima berkah Allah
Yang mengirimkan mereka sebagai utusan, berkhotbah, bekerja
Di ambang fajar sejarah,
Masa yang muncul dalam dongeng ciptaan manusia
Menurut kehendak hati sendiri dan mencari-cari
Suatu cahaya di kejauhan, terpisah dari kehidupan
Rendah dan kotor seperti yang mereka jalani.

Tetapi Muhammad di puncak terangnya
Sejarah; dengan tanpa pendidikan ia mempermalukan
Kebijaksanaan kaum terdidik; dikalangan para gembala
Ia tinggal dan bekerja, dan merebut cinta mereka; di bukit
Dan lembah, gua dan gurun, ia pun mengembara,
Namun tak pernah tersesat dijalan menuju kebenaran dan keadilan;
Para malaikat membersihkan debu yang berterbangan
Disekitar hatinya yang murni dan tanpa noda;
Ia pun berjalan tegap dan lurus ditengah-tengah
Orang-orang kota yang berjejal dan berniat jahat
Dan dari mereka itulah ia mendapat julukan
Orang terpercaya(al-amin) yang tak pernah mengingkari janji

Kepada Junjungan(muhammad) puji disampaikan
lahir di kota Suci(mekah) yang takhayulnya
Ia hancurkan; setia tulus kepada rakyatnya,
Ia berdiri untuk kemanusiaan semua; anak yatim
Dan miskin, ia tak iri kepada yang kaya
Dan memberikan perhatian khusus kepada kaum
Yang ditelantarkan dan disia siakan dunia,--
Yatim-piatu , wanita, budak, dan mereka yang memerlukan
Makan atau kesenangan batin, kekuatan rohani,
Atau kebaikan yang dinjak-injak di tempat lalu lalangnya manusia.

Ibunya(aminah) dan ibu angkatnya(Halimah)
menyayangi dan mengagumi anak itu;
Kakeknya, Abdul Muttalib,
Diantara enam belas anak dan keturunan mereka,
Paling menyayanginya dengan segala caranya yang manis dan lembut,
Pamannya Abu talib, meskipun segan segan
Meninggalkan kepercayaan nenek moyangnya,
Tahu benar kemurnian pikiran dan Jiwa
Muhammad, dan menjadi pahlawan yang paling perkasa
Ketika para kepala suku lain di Mekah berusaha membunuh
Orang yang menantang dirinya
Kehidupan sempit yang mementingkan diri para penyembah berhala

Bagi sepupunya Ali yang sangat terkasih(Murtada)
Yang lahir ketika usianya tiga puluh, Muhammad tampil
Sebagai contoh manusia sempurna,
Ia lembut, bijaksana, tulus, dan perkasa
Dalam melindungi dan memberi pertolongan
Ia senantiasa mempergunakan seluruh tenaga dan kepandaiannya,
menganggap hidupnya tak berharga dalam menopang maksud yang begitu mulia.
Dan tanpa ragu-ragu mempertaruhkan kesatriaannya,
Kegagahannya,Kecerdasannya dan pendidikannya, dan pedangnya
Mengabdi Rasul Allah yang hebat ini.

Baru pada usia empat puluh(Tahun 10 H) ia menerima
Wewenang untuk tampil dan mengumandangkan
Kemurahan Allah, dan anugerah-Nya, kepada orang rendahan,
Berupa pengetahuan Lisan dan Tulisan; namun sepanjang
Tahun-tahun persiapannya ia mencari
Kebenaran; ia mencarinya dalam bentuk dan hukum Alam
Keindahannya dan sifat-sifatnya yang keras dan tak kenal ampun;
Ia mencarinya dalam dunia batin
Dalam kehidupa manusia, kegembiraan dan kedudukan manusia
Kebajikan mereka dan dosa dosa mereka
Lantaran Kesombongan, ketidakadilan,kekejaman,
Dan keserakahan memburu untung, yang jarang di awasi suara batin
Yang berbicara tentang kewajiban, aturan moral, dan lebih luhur lagi,
Kehendak tertinggi Allah, yang menjadi pegangan
Kehendak manusa agak bisa mendapatkan kebahagiaan tertinggi.

Namun ia tumbuh teguh dalam kebajikan dan kemurnian:
Tanpa diajari manusia, ia belajar dari mereka, dan belajar
Untuk mengajar mereka; meskipun usianya masih sembilan tahun,
Ketika ia mengikuti kalifah dengan abu thalib
Ke Suria, jiwanya yang peka mencatat dalam batin
Bagaimana Allah berfirman dalam bentangan luas
Gurun pasir itu, di keagungan kejam batu-batu karang,
Dalam aliran sejuk sungai-sungai, di rekah
Senyuman taman-taman, dalam seni dan ketrampilan yang dipergunakan
Manusia dan burung dan seluruh kehidupan untuk mencari cahaya
Dari Hidupnya Hidup, bahkan seperti setiap tanaman
Dengan cara berliku-liku mencari cahaya matahari.

Tidak kurang-kurangnya ia meratapi sifat manusia yang tak tahu terima kasih
Yang suka menolak dan menganggap Isyarat-isyarat Allah tiada artinya
Dan bahkan menyalah gunakan anugerah Tuhan untuk maksud maksud rendah,
Menggiring jiwa yang lebih bersih ke kehidupan pertapa,
Menutupi cermin sorgawi kasih murni
Dengan nafsu kepentingan diri, cekcok tak pantas yang gila,
DAn siksa keji yang menjijikan terhadap mereka sendiri.

Ia bekerja, dan bersyukur dalam kerja sederhana;
Ia berdagang dengan jiwa matang,
Baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain;
ia masuki kehingar bingaran kota-kota dan segala kesibukannya,
Namun melihat kebaikan dan keburukannya sebagai corak
Kehidupan batin dan yang berlangsung lebih lama dikehidupan akhirat nanti;
Orang orang dengan senang hati meminta bantuannya sebagai penengah
dan pendamai, sebab mereka mengetahui bahwa jiwanya
Adil dan benar: ia menyukai golongan tua dan muda,
Namun sering mengasingkan diri
Agar bisa berdoa memperkokoh kekuatan rohaninya;
ia tidak merendahkan harta namun mempergunakannya untuk orang lain;
Ia bahagia dalam kemiskinan dan mempergunakannya sebagai lencana

Dan kebanggaannya( Al-faqru fakhri:"kemiskinan adalah kebanggaanku) ketika kekayaan berada dalam jangkauannya
Tetapi tidak tersentuh olehnya, sebagai manusia diantara manusia yang lain
Pada usia dua puluh lima ia dipersatukan dalam perkawinan
Suci dengan Khadijah yang Agung, wanita terhormat
Yang menjadikannya sahabat ketika Muhammad tidak memiliki kekayaan duniawi,

Yang menaruh kepercayaan kepadanya ketika keunggulannya kurang dikenal
Yang mendorong dan memahaminya dalam perjuangan rohaninya
Yang mempercayainya ketika langkah-langkah gemetar
Muhammad menerima Panggilan dan bertahan terhadap ejekan,
Perburuan, hinaan, ancaman, dan siksaan,Dan yang menjadi sahabat penolongnya sampai wanita itu dipanggil
Menyusul arwah orang-orang suci pada usia lima puluh satu,--
seorang wanita sempurna, ummul-mukminin--
ibu orang-orang beriman mereka yang percaya

ada sebuah gua di lereng Bukit Hira
Kira-kira lima kilometer sebelah utara dari Kota Mekah,
Di sebuah lembah yang berada di sebelah kiri jalan menuju Arafat
Kesanalah Muhammad sering menyepi melakukan renungan dalam suasana damai;
Sering dia pergi sendiri, tetapi kadang-kadang dengan Khadija(pernyataan ini tidak didukung oleh bukti yang autentik(ed))
Siang-malam disana dia bersama Tuhannya.
Keras masalah dan lebih membatu daripada batu merah.
Di bukit karang sekelilingnya,--masalah yang bukan miliknya sendiri
tetapi milik rakyatnya, ya, tentang nasib manusia,
Tentang ampunan Allah, dan peperangan yang abadi
Antara yang batil dan yang benar, dosa dan Anugerah yang tanpa tara

Baru setelah menjalani hidup selama empat puluh tahun didunia ini
Cadar itu diangkat dari lauhul Mahfuz
Dan isinya mulai dialihkan kedalam buku dalam pikirannya,
Untuk diumumkan kepada dunia, dan dibaca dan dipelajari
Peringatan bagi yang tak perduli, pandu bagi yang keliru
Keyakinan bagi yang bimbang, hiburan bagi yang menderita
Harapan bagi yang putus asa,--untuk menyempurnakan rangkaian
Wahyu lewat mulut
Para rasul yang menerima wahyu ilahi.

Yang terpilih(Mustafa)berada di Gua hira.
Telah dua tahun lamanya dia disana berdoa dan memuja
Penciptanya dan merenungkan rahasia
Manusia yang bertubuh kotor, baru saja
Tumbuh dari tanah liat,()dan jiwa yang didalam dirinya
Meraih-raih pengetahuan mulia, yang baru
Dan senantiasa baru, diajarkan oleh karunia Allah
Dan menuju ke suatu yang tidak diketahui
Oleh manusia sendiri. Dan kini, lihatlah!bayangan
Menyilaukan dari keindahan dan cahaya menguasai inderanya,
Dan ia mendengar kata "iqra'!"

"iqra'"!--yang kalau ditafsirkan bisa berarti
"baca!" atau "umumkan!" atau "Nyayikan!"
Rasul yang ummi itu pun bingung;
Ia tidak bisa membaca. Malaikat itu serasa
Mendekapnya didalam dada dalam pelukan ketat
Dan suaranya nyaring terdengar"iqra'!"
Begitulah sampai tiga kali; sampai
Pesona yang tadi menguasainya membuatnya
Mampu memahami kata-kata yang menjelaskan
Pesan-Nya; Pengarangnya, Allah Sang Pencipta,
Isinya, Manusia, karya cipta Allah yang mengagumkan
Yang mampu, dengan anugerah-Nya, naik ke ketinggian yang mulia;
Dan alat pesan itu, Kalam suci,
Dan bacaan Suci, Anugerah Allah,
Yang oleh manusia dibaca, atau ditulis,atau dipelajari,
Atau disimpan dalam jiwanya.

Cadar telah diangkat dari mata yang Terpilih,
Dan sesaat jiwanya dipenuhi rasa nikmat
ilahi...Dan setelah waktu berlalu,
Dan ia kembali lagi ke dunia Waktu
Dan Keadaan dan ke dunia Indera,
Ia merasa dirinya seseorang yang telah menyaksikan
Cahaya yang indah mempesona, dan merasa berkunang-kunang
Telah melihat alam wajar sekelilingnya.
Kegelapan kini tampak sepuluh kali gelapnya;
Kesunyian terasa sepuluh kali sepi;
Bukit Hira, yang sejak itu dikenal
Sebagai Bukit Cahaya,(Jabal an Nur(tempat nabi Muhammad menerma wahyu pertama)tampak hanya penjuru kecil
Dalam ingatan yang mendalam. Impiankah itu semua?
Ketakutan mencengkeramnya dan segera ia mencari
Wanita yang selama itu berbagi kehidupan batinnya
Dan menceritakan kepadanya rasa melambungnya,
Dan kekosongan yang mengerikan ketika layar turun.

Isterinya mengerti, bergembira, dan menenangkannya;
Menguatkan inderanya yang goyah;
Menyelimuti tubuhnya yang menggigil,
yang belum pernah mengalami tekanan dan ketegangan
Pengalaman yang jarang menimpa manusia biasa.
Istrinya tahu itu bukan impian dan bukan tipuan mata.
Ia pun pergi untuk membicarakannya dengan sepupunya, Waraqa
Seorang pengabdi Allah yang sangat saleh yang beragama Nasrani
yang banyak belajar tentang ihwal rohani. Lelaki itu mendengarkan
dan bersama Khadija akhirnya bergembira bahwa ia, Muhammad,
adalah Pilihan Allah untuk memperbaharui iman.

Kata istrinya, Berkah bagimu Yang terpilih
Bukankah kami melihat kehidupan batinmu,--tulus dan murni?
Bukankah kami melihat kehidupan lahirmu,--baik hati dan ramah?
Setia kepada kerabat,ramah terhadap orang asing?
Pikiran buruk atau jahat tidak pernah mengotori benakmu
Dan semua kata yang meluncur dari mulutmu benar selalu
Dan menenangkan nafsu mereka yang berpikiran picik.
Kau senantiasa siap melayani Allah, dan bagimulah
Aku bersaksi: Tidak ada Tuhan kecuali Allah,
Dan Kaulah Utusan Pilihan Allah.

Khadijah percaya, bangkit dalam iman
Mengatasi semua wanita, Ali yang tercinta
Waktu itu masih sepuluh tahun, namun berhati singa,
Menyatakan imannya, dan sejak saat itu menjadi
Tangan kanan Islam; Abu Bakar, yang tulus(Sadiq atau Sidiq, panggilan abu bakar)
Yang berhati benar, manusia yang kaya dan berpengaruh,
Yang menggunakan keduanya demi jalan Allah
Penasehat yang tenang, sahabat yang tak terpisahkan,
Tak pernah ragu menyatakan imannya;
Dan Zaid, budak Muhammad yang sudah dibebaskan,
Yang menganggap kebebasannya bukan apa apa dibandingkan
Dengan pengabdian terhadap Muhammad dan Islam.
Inilah semua hasil pertama tugas itu:
Seorang Wanita, seorang anak, seorang lelaki yang giat dalam pelbagai urusan
Dan seorang budak yang dibebaskan
Semuanya dipersatukan bersama dalam kesamarataan Islam

Wahyu telah turun, tugas
Dan ilham, Tetapi kemana arahnya?
itu mukjizat, namun tidak dalam arti
Pembalikan hukum Alam, pandangan Mustafa
Dikaitkan dengan keabadian, namun ia bukan ahli nujum
Yang meramalkan kejadian-kejadian; rahasia
Pengetahuan sedang dibukakan, namun tugasnya
bukan sekedar doktrin esoterik, yang hanya dimengerti
Oleh beberapa orang perenung, yang menghindar dari tindakan:
Bukan pula pelaksanaan ruhbaniat tunggal atau sosial
Yang tak terganggu oleh greget kehidupan.
Ia diminta tampil ke depan, untuk berkhotbah, untuk mengumumkan
Allah Semesta Yang Esa, Maha Pengampun, Maha Penyayang
Dan membimbing manusia ke Kebenaran dan melarang kebatilan

Yang Batil?--Kesombongan asal-keturunan,
Pengumpulan kekuatan dan kekayaan ditangan
Kelompok kecil orang orang, penyembelihan bayi perempuan,
Kemaksiatan judi dan kemabukan,
Kebohongan rumah berhala dan patung dan pendeta,
Pertengkaran dan ketinggihatian suku dan bangsa,
Pemisah antara Yang suci dan Yang Profan, duniawi,
Seolah kesatuan Segala Kehidupan dan Segala Kebenaran
Tidak mengalir dari keesaan Allah yang Maha Tinggi.

Ia setia kepada keluarganya, namun dapatkah ia menyokong
Monopoli kekuasaan mereka?--Setia kepada sukunya,
Namun apakah Quraisy satu-satunya makhluk
Allah?--Setia kepada rumah pemujaan Mekah, namun
Dapatkah ia menerima Lat dan Uzza, dan dewa-dewa Lainnya,
Yang pemujaannya membunuh pertumbuhan rohani Manusia?--
Setia Kepada Wahyu-wahyu sebelumnya, namun dapatkah ia
menerima takhyul dan kepalsuan,dogma dan keyakinan
Yang bertentangan dengan akal dan alam, dan cahaya batin
Yang kini dikipasi Kehendak Allah menjadi gelora?

Demikianlah kebaikan dan kesetiannya justru menyebabkan
Serangan dan pertikaian, ejekan dan kesalahpahaman,
Kebencian dan perburuan, ancaman, siksaan, dan pembuangan
Baginya dan pengikutnya, kesyuhadaan, peperangan, revolusi,
Dan penjebolan landasan sejarah
Dan susunan masyarakat. Tetapi Islam berarti
Kepasrahan kehendaknya kepada Allah,
Pencapaian damai secara aktif lewat pertikaian.

Dan ia pun menyampaikan kepasrahan itu, bukannya tanpa kesulitan,
Bahkan bagi Musa(Qur'an 20:25-32) sebelumnya,
Dan Isa(Matius 26) dalam sekarat di taman Getsemani
Selama dua puluh tiga tahun, dalam kesabaran
pertikaian, harapan, dan kemenangan akhir,
lelaki pilihan Allah ini menerima
Dan mengajarkan Firman dari Yang Maha Tinggi
Firman itu datang, bagaikan buah kerinduan jiwa,
Untuk mengajarkan kebenaran rohani yang mendalam,
Untuk menjawab pertanyaan, untuk menarik manusia
Yang dalam kebimbangan dan ketakutan, untuk menolong menguatkan
hati mereka
Dalam saat-saat menerima cobaan dan untuk memberlakukan
hukum yang bisa dipergunakan dalam masyarakat
Untuk hidup dengan kesucian, kebaikan, dan kedamaian

Firman-firman ini datang sebagai wahyu
Bagi Muhammad pada saat kebutuhan timbul,
Pada keadaan yang berlain-lainan dan tempat yang berbeda-beda;
Ia menyayikannya, dan kemudian dicatat
Oleh Kalam; Firman-firman itu tercetak dalam sanubari
Dan pikirannya, dan dalam ingatan
Para pengikut yang menyayanginya; karena bahan
Kitab suci itu bertambah, ia pun disusun
Untuk maksud maksud doa dan pembacaan yang umum;
Inilah Kitab itu, atau Bacaan itu, atau Qur'an itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar